Thursday, November 27, 2008

Dua Tewas, 5 Hilang Dalam Kecelakaan Airbus

Pesawat Airbus A320 milik maskapai penerbangan Air New Zealand yang sedang melakukan tes terbang mengalami kecelakaan di laut lepas pantai baratdaya Prancis Kamis, menewaskan sedikitnya dua orang dan lima lainnya masih hilang, kata pemerintah setempat.
Lembaga keselamatan penerbangan sipil BEA Prancis mengatakan, pesawat tersebut jatuh pada pukul 04:46 ketika pesawat itu, yang merupakan produksi Airbus dari kelompok kedirgantaraan Eropa EADS, saat sedang mendekati bandara di Perpignan, di Prancis baratdaya setelah terbang sekitar satu jam.
Seorang saksimata mengatakan kepada radio Prancis, bahwa dia melihat pesawat itu menukik dengan tiba-tiba dan tenggelam di Laut Tengah.
"Saya lihat itu adalah sebuah pesawat karena saya melihat dua mesin besarnya. Tapi tidak ada kebakaran, tidak ada," kata saksimata, seorang petugas polisi setempat, kepada radio Infor Prancis.
"Pesawat tersebut terbang lurus, tapi kemudian menukik kasar ke arah bawah. Saya katakan kepada diri saya bahwa hal itu tak terkendali dan ada semprotan besar di dalam air," katanya.
Pemerintah setempat mengatakan, regu-regu pencari dengan lima kapal, dua regu penyelam dan satu helikopter dikerahkan di tempat jatuhnya pesawat naas itu, sedangkan satu kapal angkatan laut telah dikirimkan untuk mencari kotak hitam pesawat tersebut.
Dua tubuh telah ditemukan tetapi karena kondisi cuaca yang buruk dan gelap tampaknya tak ada harapan adanya penumpang yang selamat.
Kepala eksekutif Air New Zealand, Rob Fyfe mengatakan, dia tidak membayangkan bahwa ketujuh awak pesawat tersebut tewas.
"Saya mengharapkan mungkin ada yang selamat, tapi indikasi dini bahwa pesawat dan serpihannya mengambang di permukaan air, karena itu saya tak punya harapan," katanya dalam konferensi pers di Auckland.
Dia mengatakan, ketujuh awak itu terdiri lima warga Selandia Baru dan dua warga Jerman, yang berada di pesawat tersebut, yang telah disewa dari penerbangan Jerman XL Airways, dan dilakukan ujicoba sebelum dibawa ke Selandia Baru bulan depan.

Sumber: Republika, Jumat, 28 November 2008